"Selamat Menempuh Hidup Baru"
Mendengar atau membaca klausa bercetak tebal di atas, rasa-rasanya kita hampir pasti menghubungkannya dengan suka cita dua mempelai yang baru saja mengucap janji suci. Namun marilah membuka mata lebih lebar, bahwa sebagian besar golongan putih abu-abu yang telah membeli mahal gelar “Maha” untuk mendampingi gelar “Siswa” mereka juga pantas kita beri ucapan selamat berikut munajat.
Mendengar atau membaca klausa bercetak tebal di atas, rasa-rasanya kita hampir pasti menghubungkannya dengan suka cita dua mempelai yang baru saja mengucap janji suci. Namun marilah membuka mata lebih lebar, bahwa sebagian besar golongan putih abu-abu yang telah membeli mahal gelar “Maha” untuk mendampingi gelar “Siswa” mereka juga pantas kita beri ucapan selamat berikut munajat.
Ini menjadi spesial sebab, pada fase
inilah seorang penuntut ilmu mengalami metamorfosa yang cukup jelas
terlihat pada berbagai sudut pandang. Salah satu yang kentara ialah
perihal visi hidup dan tanggung jawab, tentang apa pencapaian yang ingin diraih dan
bagaimana road map yang mesti dilewati untuk merengkuh visi tersebut
di masa depan.
Maka perlulah diadakannya orientasi
studi bagi mahasiswa baru, yang pada intinya berupaya membukakan mata
para calon pemimpin masa depan ini agar mampu memetakan hidupnya dan
mampu merencanakan secara benar, sejalan dengan gerakan pemajuan
bangsa Indonesia. Berhubung nasib melemparkan saya ke Kota Kembang,
maka saya hendak bercerita mengenai OSKM (Orientasi Studi Keluarga
Mahasiswa) ITB 2013. Ketika seorang teman bertanya, apakah masih ada
hal berbau pembodohan? Maka saya dengan intonasi yang jelas
menjawab:Tidak.
Pada 2013 ini, OSKM ITB 2013 membawakan
tema Kearifan Lokal dengan tagline #untukIndonesia .Dibuka
dengan Opening Ceremony pada 20 Agustus dan berakhir pada 24 Agustus
2013 dengan Closing Ceremony yang spektakuler, atau lebih mahsyur
dikatakan kece.
17 Agustus 2013
Meski OSKM baru
dibuka pada 20 Agustus, tetapi pada hari tersebut panitia telah
mendampingi kami mengikuti serangkaian acara. Cukup kaget kiranya
ketika panitia OSKM memberi instruksi untuk datang pada pukul 5.50
pagi. Pada pagi inilah pertama kalinya saya bersua dengan kakak-kakak
panitia, dengan “suasana” yang mengingatkan saya pada masa
orientasi saat saya masuk SMA.
Pasukan baju hitam bertuliskan "Arga
Pancaka" yang bersedekap dan berucap dengan nada tinggi─digelari sebagai Keamanan, baju biru muda "Varsha Abhinaya" yang
memberi senyum dan ucapan semangat¬bagian Medik, dan kakak-kakak yang ceria
bahagia tiada pernah surut─kami
menyebutnya kakak Taplok.
Sebelum
upacara, kami mendapat “welcome drink” dari para senior.
Menyaksikan performance lagu-lagu kampus dan belajar meneriakkan
Salam Ganesha: Bakti kami untukmu, Tuhan, Bangsa, dan
Almamater..Merdeka!Merdeka!
Setelah
upacara bendera usai, kami bersiap menuju Sasana Budaya Ganesha untuk
acara Gladi Bersih Sidang Terbuka yang akan diadakan esok hari. Cukup
singkat, hingga akhirnya bertemu dengan kakak-kakak
taplok:duduk-duduk, berkenalan, dan beramah tamah dengan mereka ini.
Oh ya, perkenalkan nama mereka Kak Fima, Kak Hanief, dan Kak El.
19
Agustus 2013
Tiga
puluh menit lebih mundur dari kemarin lusa. Pukul 6.20 saya bersama
3.600 mahasiswa baru lainnya berkumpul di depan gedung perpustakaan
untuk dimobilisasi menuju Sasana Budaya Ganesha, melakoni Sidang Terbuka: pengukuhan
saya sebagai mahasiswa baru 2013 ITB.
Selain
pengukuhan sebagai mahasiswa baru, terdapat pula penganugerahaan
Ganesha Prize dan penghargaan pada mahasiswa berprestasi. Ingin
rasanya bisa duduk di kursi VIP seperti para senior ini di kemudian
hari. Sebagai penawar bosan, para hadirin disuguhi penampilan yang
menawan dari Paduan Suara Mahasiswa ITB dan tim orkestra ITB.
Terlebih, lagu instrumental yang dibawakan cukup bisa memanggil memori kami yang
setidaknya pernah menjadi kanak-kanak:Harvest Moon, Shincan, dst.
Ketika
para mahasiswa S2, S3, dan mahasiswa berprestasi membubarkan diri,
kami masih harus duduk mendengar bapak-bapak yang berwenang
menyampaikan materi pengenalan kampus ITB. Cukup lama, namun
informatif. Dan tak membuat ngantuk karena penyampaian yang jenaka
dari pembicara.
20
Agustus 2013
Semakin
hari semakin longgar saja, kegiatan hari ini secara umum dimulai
pukul 08.00. Lebih beruntung lagi sebab fakultas saya mendapat jadwal
siang hari selepas makan siang. Beberapa teman pun memutuskan untuk
bermain futsal gratis di samping Masjid Salman ITB.
Agenda
hari ini adalah pengenalan fakultas oleh para dekan dan perwakilan
program studi. Untuk fakultas saya, terdiri dari prodi Geologi,
Geodesi, Oseanografi, dan Meteorologi. Senang rasanya ketika melihat
teman-teman yang bergitu antusias. Pada intinya, empat prodi tersebut
sama-sama akan menjanjikan masa depan yang baik.
Sore
hari selepas Ashar, ITB 2013 berkumpul di Sasana Olahraga Ganesha
untuk mengikuti Opening Ceremony OSKM 2013. Presiden Keluarga
Mahasiswa ITB, Nyoman Anjani, memberikan sambutan singkat dengan
diksi-diksi apik, membius ribuan mahasiswa baru yang duduk menyimak.
Saya yakin, begitu banyak orang yang kagum dengan Kak Nyoman
yang─banyak orang bilang─rupawan ini.
“Kampus
Ganesha ini adalah tempat bagi mereka yang menuntut ilmu hingga ke
langit dan tetap turun ke bumi untuk memakmurkan rakyatnya.”
(Nyoman Anjani, Presiden KM ITB)
Seorang mahasiswi Teknik Mesin yang dengan
ikhlas membaktikan dirinya berbagi dengan masyarakat daerah pelosok tanah air,
ikut merasakan bagaimana getir hidup yang jauh dari rasa serba nyaman-ainstan
dan riuh metropolitan. Beginilah seharusnya mahasiswa, mampu memberi efek
positif yang nyata bagi masyarakat. Saya berdoa, agar sedikit banyak saya bisa
mengikuti jejak kakak alumni SMAN 3 Bandung ini.
Tidak
ketinggalan, sekitar 48 Himpunan Mahasiswa dari seluruh program studi
di ITB turut menyambut kami para junior, memberikan salam-salam
terbaiknya. Bagi saya pribadi, yel-yel paling unik datang dari
mahasiswa matematika dengan gerakannya yang sangat tidak biasa.
21
Agustus 2013
Satu
hari pasca pembukaan, kami orang baru ITB langsung diberi
training/materi yang begitu berkesan, berbeda jauh dari
training-training yang pernah saya lakoni sebelumnya. Namanya ialah
SSDK (Stratedi Sukses di Kampus). Berisi petuah dan tips-tips menarik
agar kami menjadi mahasiswa yang memiliki kemantapan diri:akademik,
sosial, dan personal. Untuk bagian ini, saya sangat mengapresiasi
para trainer yeng berasal dari kakak-kakak mahasiswa angkatan 2011 oke punya :).
Sore
hari adalah jadwal pembekalan. Flat teman saya, Hans dan Irvan yang
cukup nyaman untuk tempat berdiskusi menjadi lokasi pilihan. Pola
pikir K3 dijelaskan dengan singkat dan jelas oleh Kak Hanief seorang diri, karena Kak Fima sedang sakit dan Kak Elfina sedang melakukan persiapan untuk mengikuti konferensi kepemudaan di Dubai (dua jempol besar untuk Kak El). K3
merupakan kepanjangan dari Kritis, Kreatif, dan Konstruktif. Turut
pula diajarkan kepada kami Tepuk Apresiasi. Perhatian kakak-kakak ini
tidak berhenti, yakni berpesan pada kami agar mengkonfirmasi jika telah sampai rumah. Beberapa dari kami bahkan diantar hingga depan tempat
kos, memastikan keamanan perjalanan pulang kami di malam hari.
Terima kasih, kakak taplok! :)
22
Agustus 2013
Tidak
cukup satu hari training dilakukan, hari ini pun SSDK dilanjutkan
dengan submateri yang berbeda. Saya kembali mujur. Ya, mendapatkan
jadwal setelah jam makan siang di gedung yang sama.
Selain
Kak Luthfie dan Kak Fahmi yang kemarin memberi materi, kali ini kami
kedatangan tiga pembicara baru dari Lembaga Tahap Persiapan Bersama
yang juga masih berstatus mahasiswa senior. Pokok bahasan hari ini
adalah tentang TPB itu sendiri dan pengenalan gedung-gedung di ITB.
Ternyata,
begitu banyak keistimewaan arsitektur yang berada di Kampus Ganesha
ini. Tak heran karena pembangunan gedung di ITB dirancang oleh
arsitek dari Belanda yang bernama Henri Maclaine Pont dan sebagian kecil darinya adalah arsitek Jepang. Misalnya dengan dibangunnya empat laboratorium kembar,
Masjid Salman yang tak ada tiang penyangga di dalamnya meski kapasitasnya besar, sebuah areal
yang merupakan pusat gaung dari seluruh Kampus ITB, dan musholla
bundar yang dibuat oleh arsitek Jepang. Alasan mengapa bundar, adalah
karena arsitek tersebut non muslim sehingga tak tahu arah kiblat
sehingga ia buat saja dalam bentuk lingkaran. Satu lagi tambahan,
mungkin kita tak kan merasa bahwa kita telah mendaki 10 meter jika
kita berjalan dari gerbang depan menuju gerbang belakang Kampus Ganesha ITB.
23
Agustus 2013
Bila kemarin ITB 2013 banyak berkutat
dengan kegiatan dalam kelas, maka hari ini kami bergerak menuju
Saraga dan Sabuga:sesi pemotretan #untukIndonesia , defile OHU, dan
multiseminar.
Belum terik pun, kami telah bersemangat
berbaris di Sasana Olahraga Ganesha melaksanakan tugas angkatan. Ya,
membuat formasi barisan #untukIndonesia yang terdiri dari 3.620
mahasiswa baru. Kelompok saya sendiri mendapat bagian huruf O
berwarna putih. Kebanyakan dari kami memakai kresek untuk mencipta
warna putih, sebuah solusi nol rupiah yang praktis. Namun saya
sendiri memakai baju koko putih. Anti Mainstream.
![]() |
persmbahan #untukIndonesia dari ITB 2013 |
Selanjutnya adalah defile OHU(Open
House Unit), yakni pengenalan sebanyak 80 unit kemahasiswaan yang
terkelompokkan ke dalam 6 rumpun:agama, keilmuan, pendidikan, seni
budaya, olahraga, dan media. Yak, dipilih-dipilih, mana unit yang
ingin ditekuni.
Klimaks hari ini adalah multiseminar
yang menakjubkan dengan moderator rupawan Maria Selena, Miss
Indonesia 2010 alumni Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB. Pembicara
pada seminar kali ini ialah Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan RI)
yang mengupas permasalahan ekonomi Indonesia dibarengi dengan
motivasi bagi mahasiswa baru. Selanjutnya adalah Wanadri-Penempuh
Rimba dan Pendaki Gunung yang tentu saja berbicara mengenai
penjelajahan nusantara. Tri Mumpuni, seorang penerima penghargaaan Ashden Award 2012 sebagai pahlawan pembawa penerangan listrik di puluhan daerah
terpencil. Lalu yang terakhir adalah Bro Saska dari RISET INDIE yang menginspirasi
kami untuk memberi impact pada dunia. Inspiratif!
24 Agustus 2013
Akhirnya datang juga pada saya hari
terakhir pelaksanaan OSKM ini. Hari dimana kelelahan saya mengikuti
serangkaian kegiatan hingga pukul 8 malam akan usai dan siap untuk
menjalani masa studi.
Pagi kami diawali dengan adanya
mentoring keagamaan untuk masing-masing kepercayaan. Tidak seperti
yang saya duga, metoring ini lebih membicarakan visi hidup kami para
junior. Kami saling dengar pendapat, berinteraksi ringan dengan kakak
pembina 2010. Kegiatan selanjutnya adalah pemberian materi secara
singkat oleh kakak taplok. Yakni perihal cinta tanah air, kolaborasi,
urgensi kemahasiswaan, dan kawan-kawan sejenisnya.
Tak hanya pemberian teori, namun kami
juga diminta mempraktekkannya di lapangan secara langsung. Kelompok
saya mendapat area Cihampelas, diberi tugas mewawancarai orang-orang
sekitar. Pilihan jatuh pada abang-abang penjual jaket Garut yang telah mengadu nasib di kawasan wisata belanja Cihampelas selama bertahun-tahun. Kami
berinteraksi sejenak mendengar keluh kesah dan harapan mereka pada
pemerintah.
Menjadi cukup menegangkan ketika
kembali ke Kampus Ganesha, kami ITB 2013 menjalani sesi evaluasi oleh
massa kampus (para seniorita anggota himpunan jurusan dan unit
kemahasiswaan yang tidak menjadi panitia OSKM). Kami diberikan
pertanyaan baik secara teoritis ataupun aplikatif. Satu hal yang saya
ingat betul, adalah ketika seorang senior Tenik Kimia menyuruh tiga
orang yang merasa paling kuat maju ke depan dan melaksanakan “satu
seri” (push up, sit up, back up, dkk).
![]() |
Salam Ganesha pasca evaluasi |
Suasana menjadi ramai ketika
kami tidak terima teman kami diperlakukan seperti itu. Namun pada
akhirnya kakak kami itu menjelaskan, bahwa tindakan tiga orang yang
langsung turun ke tanah dan push up itu salah. Ya, mereka belum
mempunyai sikap kritis, menanyakan apa sebab ia diperintah seperti
tersebut di atas. Dan kami pun memahami apa maksud kakak tersebut.
Terima kasih, para massa kampus!
Paripurna Acara
Malam hari selepas salat Maghrib, kami
digiring menuju Saraga untuk menghadiri Closing Ceremony. Lega
bercampur bangga. Akhirnya saya berhasil menyelesaikan serangkaian
melelahkan acara OSKM ini. Acara diawali dengan teatrika yang apik
dari klub teater. Retorika dari Trihita Karana (para petinggi di
antara jajaran panitia), Nyoman Anjani selaku Presiden KM ITB, dan
Sang Rektor Profesor Akhmaloka yang sebenarnya tak diundang namun
saat itu menyidak pelaksanaan OSKM ini.
![]() |
a beautiful night sky |
Ratusan balon terbang warna-warni
dengan nyala lampu kecil di dalamnya menjadi persembahaan terakhir
yang begitu romantis untuk kami para junior. Ribuan pasang mata terus
saja mendongak ke atas mengiringi terbebasnya balon-balon itu ke
angkasa entah.
video ulasan OSKM 2013 oleh Liga Film Mahasiswa ITB