Pages

Senin, 26 Agustus 2013

OSKM ITB 2013

"Selamat Menempuh Hidup Baru"
Mendengar atau membaca klausa bercetak tebal di atas, rasa-rasanya kita hampir pasti menghubungkannya dengan suka cita dua mempelai yang baru saja mengucap janji suci. Namun marilah membuka mata lebih lebar, bahwa sebagian besar golongan putih abu-abu yang telah membeli mahal gelar “Maha” untuk mendampingi gelar “Siswa” mereka juga pantas kita beri ucapan selamat berikut munajat.

Ini menjadi spesial sebab, pada fase inilah seorang penuntut ilmu mengalami metamorfosa yang cukup jelas terlihat pada berbagai sudut pandang. Salah satu yang kentara ialah perihal visi hidup dan tanggung jawab, tentang apa pencapaian yang ingin diraih dan bagaimana road map yang mesti dilewati untuk merengkuh visi tersebut di masa depan.

Maka perlulah diadakannya orientasi studi bagi mahasiswa baru, yang pada intinya berupaya membukakan mata para calon pemimpin masa depan ini agar mampu memetakan hidupnya dan mampu merencanakan secara benar, sejalan dengan gerakan pemajuan bangsa Indonesia. Berhubung nasib melemparkan saya ke Kota Kembang, maka saya hendak bercerita mengenai OSKM (Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa) ITB 2013. Ketika seorang teman bertanya, apakah masih ada hal berbau pembodohan? Maka saya dengan intonasi yang jelas menjawab:Tidak.

Pada 2013 ini, OSKM ITB 2013 membawakan tema Kearifan Lokal dengan tagline #untukIndonesia .Dibuka dengan Opening Ceremony pada 20 Agustus dan berakhir pada 24 Agustus 2013 dengan Closing Ceremony yang spektakuler, atau lebih mahsyur dikatakan kece.

17 Agustus 2013

Meski OSKM baru dibuka pada 20 Agustus, tetapi pada hari tersebut panitia telah mendampingi kami mengikuti serangkaian acara. Cukup kaget kiranya ketika panitia OSKM memberi instruksi untuk datang pada pukul 5.50 pagi. Pada pagi inilah pertama kalinya saya bersua dengan kakak-kakak panitia, dengan “suasana” yang mengingatkan saya pada masa orientasi saat saya masuk SMA.

Pasukan baju hitam bertuliskan "Arga Pancaka" yang bersedekap dan berucap dengan nada tinggi─digelari sebagai Keamanan, baju biru muda "Varsha Abhinaya" yang memberi senyum dan ucapan semangat¬bagian Medik, dan kakak-kakak yang ceria bahagia tiada pernah surut─kami menyebutnya kakak Taplok.

Sebelum upacara, kami mendapat “welcome drink” dari para senior. Menyaksikan performance lagu-lagu kampus dan belajar meneriakkan Salam Ganesha: Bakti kami untukmu, Tuhan, Bangsa, dan Almamater..Merdeka!Merdeka!

Setelah upacara bendera usai, kami bersiap menuju Sasana Budaya Ganesha untuk acara Gladi Bersih Sidang Terbuka yang akan diadakan esok hari. Cukup singkat, hingga akhirnya bertemu dengan kakak-kakak taplok:duduk-duduk, berkenalan, dan beramah tamah dengan mereka ini. Oh ya, perkenalkan nama mereka Kak Fima, Kak Hanief, dan Kak El.

19 Agustus 2013

Tiga puluh menit lebih mundur dari kemarin lusa. Pukul 6.20 saya bersama 3.600 mahasiswa baru lainnya berkumpul di depan gedung perpustakaan untuk dimobilisasi menuju Sasana Budaya Ganesha, melakoni Sidang Terbuka: pengukuhan saya sebagai mahasiswa baru 2013 ITB.

Selain pengukuhan sebagai mahasiswa baru, terdapat pula penganugerahaan Ganesha Prize dan penghargaan pada mahasiswa berprestasi. Ingin rasanya bisa duduk di kursi VIP seperti para senior ini di kemudian hari. Sebagai penawar bosan, para hadirin disuguhi penampilan yang menawan dari Paduan Suara Mahasiswa ITB dan tim orkestra ITB. Terlebih, lagu instrumental yang dibawakan cukup bisa memanggil memori kami yang setidaknya pernah menjadi kanak-kanak:Harvest Moon, Shincan, dst.

Ketika para mahasiswa S2, S3, dan mahasiswa berprestasi membubarkan diri, kami masih harus duduk mendengar bapak-bapak yang berwenang menyampaikan materi pengenalan kampus ITB. Cukup lama, namun informatif. Dan tak membuat ngantuk karena penyampaian yang jenaka dari pembicara.

20 Agustus 2013

Semakin hari semakin longgar saja, kegiatan hari ini secara umum dimulai pukul 08.00. Lebih beruntung lagi sebab fakultas saya mendapat jadwal siang hari selepas makan siang. Beberapa teman pun memutuskan untuk bermain futsal gratis di samping Masjid Salman ITB. 
 
Agenda hari ini adalah pengenalan fakultas oleh para dekan dan perwakilan program studi. Untuk fakultas saya, terdiri dari prodi Geologi, Geodesi, Oseanografi, dan Meteorologi. Senang rasanya ketika melihat teman-teman yang bergitu antusias. Pada intinya, empat prodi tersebut sama-sama akan menjanjikan masa depan yang baik.

Sore hari selepas Ashar, ITB 2013 berkumpul di Sasana Olahraga Ganesha untuk mengikuti Opening Ceremony OSKM 2013. Presiden Keluarga Mahasiswa ITB, Nyoman Anjani, memberikan sambutan singkat dengan diksi-diksi apik, membius ribuan mahasiswa baru yang duduk menyimak. Saya yakin, begitu banyak orang yang kagum dengan Kak Nyoman yangbanyak orang bilangrupawan ini.

Kampus Ganesha ini adalah tempat bagi mereka yang menuntut ilmu hingga ke langit dan tetap turun ke bumi untuk memakmurkan rakyatnya.” (Nyoman Anjani, Presiden KM ITB)

Seorang mahasiswi Teknik Mesin yang dengan ikhlas membaktikan dirinya berbagi dengan masyarakat daerah pelosok tanah air, ikut merasakan bagaimana getir hidup yang jauh dari rasa serba nyaman-ainstan dan riuh metropolitan. Beginilah seharusnya mahasiswa, mampu memberi efek positif yang nyata bagi masyarakat. Saya berdoa, agar sedikit banyak saya bisa mengikuti jejak kakak alumni SMAN 3 Bandung ini.

Tidak ketinggalan, sekitar 48 Himpunan Mahasiswa dari seluruh program studi di ITB turut menyambut kami para junior, memberikan salam-salam terbaiknya. Bagi saya pribadi, yel-yel paling unik datang dari mahasiswa matematika dengan gerakannya yang sangat tidak biasa.

21 Agustus 2013

Satu hari pasca pembukaan, kami orang baru ITB langsung diberi training/materi yang begitu berkesan, berbeda jauh dari training-training yang pernah saya lakoni sebelumnya. Namanya ialah SSDK (Stratedi Sukses di Kampus). Berisi petuah dan tips-tips menarik agar kami menjadi mahasiswa yang memiliki kemantapan diri:akademik, sosial, dan personal. Untuk bagian ini, saya sangat mengapresiasi para trainer yeng berasal dari kakak-kakak mahasiswa angkatan 2011 oke punya :).

Sore hari adalah jadwal pembekalan. Flat teman saya, Hans dan Irvan yang cukup nyaman untuk tempat berdiskusi menjadi lokasi pilihan. Pola pikir K3 dijelaskan dengan singkat dan jelas oleh Kak Hanief seorang diri, karena Kak Fima sedang sakit dan Kak Elfina sedang melakukan persiapan untuk mengikuti konferensi kepemudaan di Dubai (dua jempol besar untuk Kak El). K3 merupakan kepanjangan dari Kritis, Kreatif, dan Konstruktif. Turut pula diajarkan kepada kami Tepuk Apresiasi. Perhatian kakak-kakak ini tidak berhenti, yakni berpesan pada kami agar mengkonfirmasi jika telah sampai rumah. Beberapa dari kami bahkan diantar hingga depan tempat kos, memastikan keamanan perjalanan pulang kami di malam hari. Terima kasih, kakak taplok! :)

22 Agustus 2013

Tidak cukup satu hari training dilakukan, hari ini pun SSDK dilanjutkan dengan submateri yang berbeda. Saya kembali mujur. Ya, mendapatkan jadwal setelah jam makan siang di gedung yang sama.

Selain Kak Luthfie dan Kak Fahmi yang kemarin memberi materi, kali ini kami kedatangan tiga pembicara baru dari Lembaga Tahap Persiapan Bersama yang juga masih berstatus mahasiswa senior. Pokok bahasan hari ini adalah tentang TPB itu sendiri dan pengenalan gedung-gedung di ITB.

Ternyata, begitu banyak keistimewaan arsitektur yang berada di Kampus Ganesha ini. Tak heran karena pembangunan gedung di ITB dirancang oleh arsitek dari Belanda yang bernama Henri Maclaine Pont dan sebagian kecil darinya adalah arsitek Jepang. Misalnya dengan dibangunnya empat laboratorium kembar, Masjid Salman yang tak ada tiang penyangga di dalamnya meski kapasitasnya besar, sebuah areal yang merupakan pusat gaung dari seluruh Kampus ITB, dan musholla bundar yang dibuat oleh arsitek Jepang. Alasan mengapa bundar, adalah karena arsitek tersebut non muslim sehingga tak tahu arah kiblat sehingga ia buat saja dalam bentuk lingkaran. Satu lagi tambahan, mungkin kita tak kan merasa bahwa kita telah mendaki 10 meter jika kita berjalan dari gerbang depan menuju gerbang belakang Kampus Ganesha ITB.

23 Agustus 2013

Bila kemarin ITB 2013 banyak berkutat dengan kegiatan dalam kelas, maka hari ini kami bergerak menuju Saraga dan Sabuga:sesi pemotretan #untukIndonesia , defile OHU, dan multiseminar.

Belum terik pun, kami telah bersemangat berbaris di Sasana Olahraga Ganesha melaksanakan tugas angkatan. Ya, membuat formasi barisan #untukIndonesia yang terdiri dari 3.620 mahasiswa baru. Kelompok saya sendiri mendapat bagian huruf O berwarna putih. Kebanyakan dari kami memakai kresek untuk mencipta warna putih, sebuah solusi nol rupiah yang praktis. Namun saya sendiri memakai baju koko putih. Anti Mainstream.

persmbahan #untukIndonesia dari ITB 2013
Selanjutnya adalah defile OHU(Open House Unit), yakni pengenalan sebanyak 80 unit kemahasiswaan yang terkelompokkan ke dalam 6 rumpun:agama, keilmuan, pendidikan, seni budaya, olahraga, dan media. Yak, dipilih-dipilih, mana unit yang ingin ditekuni.

Klimaks hari ini adalah multiseminar yang menakjubkan dengan moderator rupawan Maria Selena, Miss Indonesia 2010 alumni Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB. Pembicara pada seminar kali ini ialah Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan RI) yang mengupas permasalahan ekonomi Indonesia dibarengi dengan motivasi bagi mahasiswa baru. Selanjutnya adalah Wanadri-Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung yang tentu saja berbicara mengenai penjelajahan nusantara. Tri Mumpuni, seorang penerima penghargaaan Ashden Award 2012 sebagai pahlawan pembawa penerangan listrik di puluhan daerah terpencil. Lalu yang terakhir adalah Bro Saska dari RISET INDIE yang menginspirasi kami untuk memberi impact pada dunia. Inspiratif!

24 Agustus 2013

Akhirnya datang juga pada saya hari terakhir pelaksanaan OSKM ini. Hari dimana kelelahan saya mengikuti serangkaian kegiatan hingga pukul 8 malam akan usai dan siap untuk menjalani masa studi.

Pagi kami diawali dengan adanya mentoring keagamaan untuk masing-masing kepercayaan. Tidak seperti yang saya duga, metoring ini lebih membicarakan visi hidup kami para junior. Kami saling dengar pendapat, berinteraksi ringan dengan kakak pembina 2010. Kegiatan selanjutnya adalah pemberian materi secara singkat oleh kakak taplok. Yakni perihal cinta tanah air, kolaborasi, urgensi kemahasiswaan, dan kawan-kawan sejenisnya.

Tak hanya pemberian teori, namun kami juga diminta mempraktekkannya di lapangan secara langsung. Kelompok saya mendapat area Cihampelas, diberi tugas mewawancarai orang-orang sekitar. Pilihan jatuh pada abang-abang penjual jaket Garut yang telah mengadu nasib di kawasan wisata belanja Cihampelas selama bertahun-tahun. Kami berinteraksi sejenak mendengar keluh kesah dan harapan mereka pada pemerintah.

Menjadi cukup menegangkan ketika kembali ke Kampus Ganesha, kami ITB 2013 menjalani sesi evaluasi oleh massa kampus (para seniorita anggota himpunan jurusan dan unit kemahasiswaan yang tidak menjadi panitia OSKM). Kami diberikan pertanyaan baik secara teoritis ataupun aplikatif. Satu hal yang saya ingat betul, adalah ketika seorang senior Tenik Kimia menyuruh tiga orang yang merasa paling kuat maju ke depan dan melaksanakan “satu seri” (push up, sit up, back up, dkk). 

Salam Ganesha pasca evaluasi
Suasana menjadi ramai ketika kami tidak terima teman kami diperlakukan seperti itu. Namun pada akhirnya kakak kami itu menjelaskan, bahwa tindakan tiga orang yang langsung turun ke tanah dan push up itu salah. Ya, mereka belum mempunyai sikap kritis, menanyakan apa sebab ia diperintah seperti tersebut di atas. Dan kami pun memahami apa maksud kakak tersebut. Terima kasih, para massa kampus!

Paripurna Acara

Malam hari selepas salat Maghrib, kami digiring menuju Saraga untuk menghadiri Closing Ceremony. Lega bercampur bangga. Akhirnya saya berhasil menyelesaikan serangkaian melelahkan acara OSKM ini. Acara diawali dengan teatrika yang apik dari klub teater. Retorika dari Trihita Karana (para petinggi di antara jajaran panitia), Nyoman Anjani selaku Presiden KM ITB, dan Sang Rektor Profesor Akhmaloka yang sebenarnya tak diundang namun saat itu menyidak pelaksanaan OSKM ini.
a beautiful night sky
Ratusan balon terbang warna-warni dengan nyala lampu kecil di dalamnya menjadi persembahaan terakhir yang begitu romantis untuk kami para junior. Ribuan pasang mata terus saja mendongak ke atas mengiringi terbebasnya balon-balon itu ke angkasa entah.

 
video ulasan OSKM 2013 oleh Liga Film Mahasiswa ITB

Adek adek, semangat yah buat kuliahnya di ITB. Mungkin kalian ga akan denger lagi kata 'fokus dek' dari keamanan, kalian juga ga akan denger kata 'semangat, yang sakit jangan dipaksain ya' tapi kami semua taplok akan selalu ingat kalian bahkan ketika kalianudah melupakan kami dek. Maafin kakak ya kalo banyak salah ke kalian.”


Skg kalian udah resmi jadi Mahasiswa, jadilah Mahasiswa yang tau akan tanggung jawabnya. Pesen kakak terakhir, kami memang ga bisa memberi banyak dek ke kalian, tapi kami percaya kalian akan memberi banyak bagi bangsa ini, semangat, lakukan segala hal #untukindonesia tercinta ini.” (Muhammad Hanief, taplok kelompok 119 dalam sebuah layanan pesan singkatnya)

4 komentar:

  1. wan keren banget ini. doain kami2 yg di ugm belum pada ospek nih :D

    BalasHapus
  2. makasi Fah, amin2..semoga berkesan juga ya, selamat seruuu! :)

    BalasHapus
  3. Dari semua posting mengenai OSKM yang pernah kubaca, ini yang paling menarik dan informatif. Benar-benar menggambarkan euforia OSKM, bahkan terasa lebih keren daripada aslinya. Dari mana kamu dapat foto-foto dokumentasi ini?

    Oh ya, catatan-catatan pendakiannya juga sangat menarik. Sekadar saran, aktifkan fitur untuk memberi komentar dengan nama dan URL saja, tidak harus login dengan akun ini-itu.

    BalasHapus
  4. makasih lis, itu foto dari temen taplok, ada yang dari twitter juga (sebenernya lebih bagus kalo jepretan sendiri sih)..

    oke makasih banyak sarannya..gw malah ngga merhatiin sampe situ, hehe

    BalasHapus