
Peristiwa ini mungkin saja kita jumpai
pada pelangi, yakni ketika tetes hujan berukuran 3000 mikrometer
jatuh dengan kecepatan 5 cm/s meguraikan cahaya polikromatis
matahari. Yang dijadikan banyak orang sebagai kiasan yang menghiasi
bait puisi, ungkapan cinta, hingga lirik lagu yang dinyanyikan sejuta
umat.
Dan seketika semuanya menjadi berbekas
ketika saya bertemu Sonlis: yang kata seseorang adalah sebuah
mahakarya. Terdapat satu korelasi sederhana tertangkap dalam benak:
Sonic Linguistic telah mendispersi alam pikiran saya, dari
satu warna monoton yang membosankan menjadi tujuh deret monokromatis
yang melempar jauh-jauh kejenuhan hidup yang selama ini terpatri.
Bila mungkin satu tahun terlewat saya
jalani dengan tak cukup banyak gejolak yang menerpa, bagai cahaya
polikromatis matahari, maka Sonlis adalah sebuah prisma
segitiga. Teringat kembali pada sisi kiri tanah lapang tentang sebuah
kesepakatan:menjadi bagian penting dari sebuah perhelatan akbar,
meski pada akhirnya saya akui bahwa semua orang adalah sangat penting
dan dibutuhkan perasan keringat dan pikirannya.
Hingga hari-hari berikutnya, saya
mulai menulis 12 pasal fundamental yang menjadi dasar kinerja
kami─saya bersama partner─selam 6 bulan selanjutnya.(Turut serta
dalam tulisan ini kata “mohon maaf” atas etos kerja yang buruk di
mata teman-teman punggawa Sonlis :D, salam damai).
Adalah momen dispersi itu, ketika
nuansa menjadi tak sekadar satu warna. Saya menemukan satu yang
berarti:tentang kompleksitas sebuah rangkaian kerja untuk menuju
mahakarya. Lima anggota tubuh saya mengindera, melihat, merasa, dan
meraba hal-hal baru─menkjubkan yang setiap harinya menggelayuti.
Bersama seorang ketua yang benar-benar menghayati Sonlis seutuhnya,
bersama orang-orang bertalenta nyata, saya berinteraksi. Entah hanya
untuk masalah rupa proposal atau menjawab sebuah pertanyaan
besar:bagaimana membuat 1.400 pasang mata melirik kata “Sonic
Linguistic 2012” dan akhirnya mendaftar.
Kemudian juga
tentang obrolan-obrolan sederhana dengan pikiran yang meloncat-loncat
sana-sini bagai elektron valensi, sehingga banyak ide terlahirkan.
Terima kasih saya ucapkan atas tema “Outer Space” bersama Fluks,
Lynx, Herbig, dan Uhuru yang secara tak langsung
memberikan ruh kehidupan bagi Sonlis. Kemudian untuk ide
Graffiti Live Performance dan konsep Opening Ceremony yang
secara spontan membuat kami berteriak “wow” dalam hati. Hingga
tak heran, Bapak Ahmad-kepala sekolah kami yang lalu-memberi selamat
karena menurut beliau, 2012 adalah Sonlis paling sukses
yang pernah terhelat. Bagi saya pribadi, ini adalah sebuah ekstase.
Kesemuanya itu tak akan teruraikan
mikroorganisme waktu begitu saja. Sebaliknya saya yakin, dalam diri
teman-teman yang lain setidaknya ada satu kesan mendalam dengan imaji
yang beraneka rupa dan rasa, yang hidup tenang dan bersemi abadi.
untuk memori Sonlis Day-3
tepat
satu tahun yang lalu
oleh Lights of Paris