Pages

Senin, 03 Juni 2013

Sayonara, Foranza..


Kita tak pernah benar-benar berpisah, hanya pergi sejenak  untuk kemudian bertatap muka kembali (Itch)


“Tak kan bercerai, walau kita kan terurai dalam alun suara..We are Forza Esperanza Sillnova!” terdengar merdu mengharu di bagian belakang Gedung Serba Guna pada Sabtu, 25 Mei 2013 seusai kami menikmati karnaval perpisahan Foranza, persembahan junior kami Astonic DR. Sudah pasti hanya partisi lirik ini saja yang tercetak tebal bergaris bawah, mengingat ketika belum habis bulan Mei pun, Foranza akan terurai selamanya, dari satu titik─Kampus Insan Cendekia─ke empat penjuru mata angin entah seberapa jauh jaraknya.

Pertemuan manis Juli tiga tahun silam mau tak mau menuntut perpisahan pada akhir Mei tahun ini. Maka tidaklah salah bila Foranza berusaha menjalani serangkaian momen insidental dengan sepenuh hati sebagai buah tangan kenangan manis yang dibawa menuju fase hidup selanjutnya. Diantaranya adalah Petuah Pak Away, BINGO, dan persembahan terakhir Foranza untuk Civitas Insan Cendekia, F-16

Petuah Pak Away

Izinkan saya menduga. Yakni ketika bayi-bayi penyu yang baru saja menetas hendak dilepas ke lautan oleh induknya, ada saat dimana induk penyu berbisik─dengan bahasa yang tak kita pahami─pada bayinya, “Nak, di lautan akan banyak kau temui ombak besar , karang, dan ikan-ikan yang mengancam jiwamu. Kuatkan dirimu, Nak.Jaga dirimu baik-baik.”
Hal ini terjadi pula ketika kami hendak hengkang dari Insan Cendekia. Seorang guru agama mengadakan pertemuan dengan kami, menyampaikan nasihat, kisah-kisah lama yang dapat memberi pelajaran berharga, yang akhirnya ditutup dengan harapan beliau agar kami semua─Foranza Silnnova─benar-benar mampu menjadi Insan Cendekia yang membawa kebaikan bagi Bangsa Indonesia.

Ada tiga kali tatap muka. Pertama membahas aliran sesat, yang menceritakan bahwa beberapa tahun lalu NII pernah meracuni salah seorang siswi Insan Cendekia. Hari kedua yang berlokasi di “padang rumput” samping masjid membahas masalah balada cinta anak muda, yang disinyalir telah dengan pesat menjangkiti hati-hati Foranza─yang semakin hari semakin menuju kematangan (atau kesiapan?).ahaha, sedikit banyak pastilah banyak yang tersinggung #eh.

Sedang sesi terakhir adalah perihal peta hidup yang kami buat di tahun kedua. Beberapa diminta saling menceritakan peta hidup teman sebelah saat itu. Sesi ini dihelat di perpustakaan. Suasana riuh saat Pak Away menunjukkan kami seonggok─puluhan undangan pernikahan alumni Insan Cendekia, baik seorang alumni dengan orang lain sepeti Kak Urfa misalnya, maupun alumni yang jua berjodoh dengan alumni. Haha, masih menjadi misteri bagi setiap hati anak-anak Foranza:dengan siapa, dan siapa yang pertama kali.

BINGO

Berkepanjangan Bombastonic Carnival Given for Foranza, sebuah tradisi acara perpisahan bagi senior persembahan adik kelas paling kecil di Insan Cendekia. Meriah. Fantastis. Megah. Penuh Kejutan.Kerja keras di Moment 13.44 kami terbayarkan.

Begitu karnaval. Saat pertama kali masuk kami langsung disuguhi beberapa boot photo dengan berbagai tema, diberi mainan kecil dan tanda masuk karnaval. Terdapat pula permainan-permainan yang bisa dicoba satu per satu. Sebelum acara dimulai, Foranza hanya disibukkan dengan berfoto dengan kostum-kostum keren yang dikenakan. Memang, acara seperti ini terlihat khas dengan adanya pesta kostum dengan tema yang telah ditentukan oleh junior. Saya sendiri memakai kostum red carpet(tuksedo), meski agak gagal namun banyak juga yang mengajak foto :D.

Acara diisi dengan performance musik, dance, dan pantomim. Kami cukup terhibur, dan mata kami cukup tersegarkan dengan dekorasi ice carving setinggi 50-an cm yang terpajang di depan panggung. Ada juga penganugerahan award untuk Foranza untuk beberapa kategori:Terpayphone, Tersaung, Terombang-ambing, Termamen, dst. 




Perhelatan ini berlangsung hingga pukul 12 siang, untuk kemudian dilanjutkan dengan Garden Party di belakang GSG. Beberapa teman ada yang telah berganti kostum, namun masih banyak pula yang memakai kostum acaranya. Sesi Garden Party ini terkesan lebih santai. Kami bercakap-cakap sambil mendengarkan permainan musik beberapa teman, FlashMob (pernah dengar?). Acara dipungkasi dengan penerbangan balon helium dan pemberian bantal kuning lucu sebagai kenang-kenangan. Ke Bekasi  ngga boleh panik, Makasih Astonic!!!

F-16

Setelah BINGO selesai, Foranza langsung bergegas untuk mempersiapkan acara persembahan terakhir dari Foranza untuk Civitas Insan Cendekia: F-16. Sebuah acara sederhana berisi penampilan drama panjang mahakeren yang ditampilkan dengan segala kreativitas otak kanan Foranza, yang ditutup dengan kejutan bagi Insan Cendekia: Sky Lentern atau  Lentera Terbang. 

Seperti Crexpo, kami hanya butuh waktu singkat untuk mengkonsep acara ini. Ya, sejak 1 minggu sebelum acara kami merencanakan segalanya dari nol:bagaimana persembahan terakhir ini akan begitu mengena di hati para junior.

Drama yang dipertunjukkan adalah sebuah perjalanan panjang, dinamika kehidupan Foranza selama 3 tahun bertualang di Insan Cendekia. Tentu saja diawali dengan Pekan T’aruf Siswa diikuti dengan serangkaian momen-momen manis yang cukup menarik untuk diceritakan─I-Fun, Homestay, Sonlis, I-Care, LDK, dll─dan diakhiri dengan Graduation Day. Penonton bersorak, yang kemudian diikuti dengan sorakan dalam hati kami yang buncah atas keberhasilan drama ini.

Malam yang ditemani bulan purnama bulat terang sempurna mencapai klimaks ketika langit gelap di atas kami bertaburan cahaya lentera yang bersama-sama kami terbangkan. Setiap satu lentera diterbangkan oleh 9 orang yang anggotanya berbaur antara kami, Magnivic, dan Astonic. Lentera ini menggunakan konsep udara yang memuai hasil pembakaran tak sempurna ramuan bahan bakar buatan tangan kami. 

Sebelum menerbangkannya ke langit, kami menggumamkan doa dan segala cita kami di masa depan. Dan suasana menjadi begitu romantis ketika lentera-lentera itu terbang. Kami semua terpesonakan, menjerit dalam hati─betapa Allah telah membuat malam minggu terakhir ini begitu indah. Terlebih kami bisa berkumpul dengan orang-orang tersayang yang memberi kami seribu warna di Insan Cendekia. Terima kasih Foranza! Kejutanmu memang tak ada habisnya!

Hari Berpulang

Mei belum juga berakhir, namun tampaknya Foranza telah mencapai peraduan. Adalah Rabu, 29 Mei 2013, 116 merpati dilepasliarkan ke semesta luas, membawa pesan-pesan kebaikan pada dunia.  Ya, kami diwisuda, melepaskan status siswa, mengenakan status alumni yang terbebankan menjaga nama baik Insan Cendekia.

Mengenakan setelan jas hitam-abu yang elegan bagi laki-laki, dan kebaya krem anggun bagi teman saya yang perempuan, kami melangkah santai meniti karpet merah memasuki GSG─tempat kami pertama kali berkumpul tiga tahun silam. 

Kami menjalani prosesi wisuda dengan khidmat. Maju satu per satu menerima selongsong dan kalungan medali  dari para petinggi sekolah, lalu berjalan ke panggung dan berbaris pada podium yang telah disiapkan. Syahdu. Sedih bercampur bangga. Dengan ini kami harus rela meninggalkan Insan Cendekia, sekolah yang memberi kami segalanya.

Selepas acara, kami masih berhimpun di sana. Bermaaf-maafan dengan para guru, memohon keikhlasan para orang tua kedua kami ini, berterima kasih dan memohon restu agar kami mampu merengkuh kesuksesan di masa depan. Juga meminta maaf dan berpeluk erat antara kami yang telah menjalani  seribu hari berarti bersama-sama,yang akan terus terkenang:segala momen yang mewakili klausa perjuangan menuntut ilmu dan menenun erat benang-benang persahabatan.

Dan dengan ini, kami berpulang sejenak untuk kemudian bertegur, berjabat tangan, dan  berpeluk erat kembali di belahan bumi yang lain. Sampai jumpa kembali, Foranzaku :)

5 komentar: