Pages

Rabu, 17 Oktober 2012

Foranzaku Mengangkasa


“SILLNOVA, INI DARI FORANZA...”(tryroedy dkk.)

Tiga.Dua.Satu.Yak, balon udara Foranza Sillnova perlahan-lahan terbang meninggi meninggalkan tanah pijakan pada sebuah pagi cerah di kampus tercinta, Insan Cendekia.Kombinasi warna hijau, putih, dan coklat bertuliskan FOSIL dengan ukuran sekitar 5x6 meter dengan santainya membebeaskan dirinya dengan udara panas ringan yang terperangkap di dalamnya.Sebuah hadiah ulang tahun istimewa  yang belum pernah terbayang di benak pikiran kawan-kawan Foranza sebelumnya.Semua mata takjub memandang, tak mampu berkelak hati bahwa memang hadiah ultah angkatan buatan tangan anak Foranza dan untuk Foranza Sillnova ini benar-benar mendamaikan hati.Tidak hanya kami Foranza Sillnova, adik-adik kami dari Magnivic dan Astonic, beberapa tamu yang berkunjung ke Insan  Cendekia serta guru turut menyaksikan kemegahan penyerahan mimpi kami pada langit Minggu pagi itu.



Pada Rabu, 10 Oktober 2012 angkatan 16 Insan Cendekia yakni Forza Esperanza Sillnova telah tepat berusia 2 tahun.Tidak terasasebenarnya sih cukup terasakebersamaan kami telah berlangsung 2 tahun lamanya.Tidak ingin melewati momen spesial begitu saja, kami pun membuat serangkaian perayaan.Mulai dari menghias asrama, melaksanakan Hari Bhakti Foranza, mendengarkan nasihat bijak dari guru kami, hingga makan pagi bersama tiga angkatan:Foranza Sillnova, Magnivic serta Astonic.Pada awal minggu, kami bersama-sama menghias asrama tercinta, Gedung Fs dan H.Kami ingin anak-anak Foranza benar-benar merasakan meriahnya hingar-bingar ulang tahun, layaknya anak kecil yang begitu riang karena ulang tahunnya dirayakan. Kemudian pada  hari-H, yakni 10-10-2012 kami jadikan ia sebagai Hari Bhakti Foranza.Kami menggantikan sebagian besar tugas OS-Cendekia pada hari itu, memberi beberapa inovasi pada beberapa bagianhingga terlihat benar-benar berbeda, serta sempat berbagi sebungkus Siomay dengan bapak-bapak CS dan Landscape yang sedang bekerja.Dua hari berlalu, acara berikutnya adalah Mabit Foranza Sillnova.Padanya, kami mendengarkan nasihat dari Pak Yus, nonbar di samping masjid, dan Sembahyang Malam Bersama.Hingga sampailah kami pada puncak perayaan ultah, yakni Makan Pagi Bersama tiga angkatan dan menerbangkan balon.Bukan sekadar balon yang indah dipandang, namun memberi makna mendalam, bagi kami.

Penerbangan balon ini berawal dari pendapat salah seorang teman saya, yakni Rizki NF.Bagaimana jika Foranza menerbangkan balon udara yang berhiaskan ucapan ulang tahun untuk Foranza Sillnova?Tentu saja, teman-teman begitu antusias.Dalam bayangannya, kami akan memesan balon helium pada abang-abang tukang balon.Berhari-hari lamanya tidak menemukan pihak yang dimaksud, teman saya Retas Aqabah lantas menawarkan sebuah penyelesaian yang cukup menggebrak dan berisiko:membuat balon udara dengan tangan kami sendiri.Memang ia belum pernah membuat balon udara itu sebelumnya.Hanya, ia sering sekali melihat balon tersebut di kota asalnya Wonosobo.Dan beruntungnya, ada teman sepermainannya di Wonosobo yang sudah ahli dalam membuat balon udara buatan tangan tersebut.

Balon udara yang dibuat oleh Retas dan beberapa teman saya ini mengusung prinsip konveksi  dan  pembakaran tidak sempurna.Telah saya sindir sedikit di awal,  balon yang terbuat dari 200 lembar lebih kertas kreps tersebut dapat mengangkasa karena udara panas yang terperangkap di dalamnya.Jelasnya, sebelum diterbangkan, balon dipanasi terlebih dahulu dengan meletakkan balon tersebut di atas sebuah ban mobil yang dibakar.Mengapa ban mobil?Karena kita membutuhkan banyak asap hasil pembakaran tidak sempurna.Semakin banyak asap, akan semakin baik karena gas yang terperangkap di dalamnya akan semakin ringan.Sesuai prinsip konveksi, udara yang panas memiliki massa udara yang relatif ringan dan akan bergerak ke atas.Dengan kata lain , Retas dan teman-teman kreator balon membuat sebuah kantong udara panas dan ringan yang berwujud sebuah balon berwarna putih, hijau dan coklat.

Pembuatan balon udara tersebut diawali dengan menyatukan kertas-kertas kreps dengan lem putih, dan diantara sambungan kertas-kertas tersebut dikuatkan dengan benang untuk menahan tekanan udara dalam balon.Kerangka tersebut selajutnya dipasangi kerangka bambu melingkar dengan diameter 1,5 meter.Pernah melihat jaring ubur-ubur milik Spongebob dan Patrick?Kira-kira seperti itulah fungsi kerangka bambu mirip hoolahoop tersebut, yakni untuk mempertahankan bentuk bulat balon udara.Sedang pada bagian atas balon diberi pemberat dari pasir untuk menjaga keseimbangan balon udara ketika tertiup angin di udara lepas.Bermalam-malam lamanya Retas dan beberapa kawan menyelesaikan balon kami.Saya tak bisa membayangkan betapa remuk redam sistem tubuh kawan-kawan saya ini yang berhari-hari dipaksa melanggar siklus tubuh normal seperti hari-hari yang lain.Ibarat kemarau setahun dibalas hujan sehari, balon pun dapat diterbangkan meski terdapat sedikit kendala yang cukup menegejutkan.

Pagi hari belum genap setengah tujuh, Foranza beserta kawan-kawan dari Astonic dan Magnivic beramai-ramai menuju tanah lapang samping masjid untuk menyaksikan penerbangan balon pertama Foranza Sillnova tersebut.Kami semua telah berdiri melingkar, menanti  prosesi penerbangan.Namun apa boleh dikata, yang tak diharapkan kedatangannya pun berulah.Ketika balon sedang dipanaskan, tiba-tiba balon tersebut goyah.Karena panik kalau-kalau balon tersebut tersambar api, salah seorang teman pun dengan refleknya menebas salah satu sisi balon kami.Lubang pada balon pun tak dapat dihindari.Akhirnya, dengan berat hati kami pun segera memperbaiki.



Beruntung, sekitar pukul setengah delapan sesaat setelah acara usai, kami bertolak kembali menuju tanah lapang samping Masjid Ulul Albab, berharap kali ini balon kami benar-benar dapat mengudara.Tidak sebanyak sebelum acara tadi, kali ini hanya ada beberapa adik kami saja yang hadir meski telah diumumkan di setiap gedung dan area terbuka di kampus kami.Namun kami cukup bahagia dengan kehadiran seorang guru, Bapak Japar, guru Kimia kami di tahun pertama yang hadir dan melihat dari bagian belakang .Tentu saja penyempurnaan dilakukan dalam proses penerbangan.Kali ini kami menggunakan dua bilah bambu panjang untuk menjaga keseimbangan balon.Setelah pemanasan dirasa cukup, kami pun dengan yakin menerbangkan balon.Tri Roedy sebagai salah satu orang yang berkontribusi besar dalam pembuatan balon mengomandoi pelepasan balon tersebut.Sedang Marsekal Fikri Muhammad sebagai ketua angkatan kami tercinta  memegang sebuah band bertulis “HBD FORANZA”yang ditulis secara vertikal dan digantung di salah satu sisi bagian bawah balon.Balon Foranzaku mengangkasa,  menuju batas atas troposfer, dan terbang jua bersamanya mimpi, harapan, dan asa cita Forza Esperanza Sillnova—generasi impian dengan kebersamaan yang tanpa pernah pudar.



1 komentar: