Pages

Selasa, 30 April 2013

Garut: Kita Nikmati yang Ada

Berulang kali dituturkan, studi kolaboratif tahun ini merupakan perjalanan senang-senang bersama terakhir kami, Foranza Sillnova. Ketika Garut diputuskan menjadi destinasi, ada saja yang meragukan:di Garut ada apa. Bertemu dengan domba badan besar itu? Namun dalam hati saya berkata, “Sudahlah, kita nikmati saja yang ada, bersama orang-orang yang memberi warna pada masa mudamu ini.”


Lima jam perjalanan darat mulai pukul 3 pagi, untuk enam target yang disambangi dalam tempo dua hari dua hari jalan-jalan ringan tanpa beban yang bahagia dan menyenangkan.

PTLP Kamojang
Pertama kali menginjakkan kaki, kami langsung disambut bau belerang yang cukup berasa. PT Indonesia Power merupakan pembangkit listrik geothermal pertama di Indonesia yang berdiri pada 1983 yang katanya akan direvitalisasi pada dua tahun yang akan datang. Menyuplai listrik untuk sebagian wilayah Bandung Selatan, Bogor, dan tentunya Garut. Kami diberi penjelasan sebentar oleh bapak-bapak bersetelan hitam dan berhelm putih yang tampak sangat senior.




Bahwa reservoir yang memberi energi untuk pembangkit ini berada di kedalaman 1.700 meter dari permukaan, terdapat 25 titik sumur pengeboran milik Pertamina yang akan menghasilkan 1.200 ton uap tiap jamnya, yang dari uap itu akan menghasilkan listrik 140 ribu kW.


TWA Kamojang
Beberapa kawah dapat ditemukan dengan karakternya masing-masing. Kawah Kereta Api yang bertekanan gas tinggi, yang ketika bambu diletakkan di atas lubang kawah, akan terdengar suara kereta uap jaman Belanda. Kemudian Kawah Hujan, yang menurut cerita bahwa dulunya uap yang dihasilkan dapat menimbulkan hujan ringan. Walau menurut logika keilmuan saya belum bisa menerima, namun mungkin memang benar-benar terjadi. Yang terakhir adalah Kawah Baru, dinamai “Baru” karena kawah ini merupakan kawah pindahan dari kawah yang lain.



Sumber Alam
Mendengar percakapan beberapa teman, saya kaget bahwa ternyata SumbeAlam merupakan satu dari 25 resort paling romantis di Indonesia. Saya langsung menaruh prasangka baik pada tempat ini yang memang saat saya datang, praduga saya benar adanya.



Fasilitas nyaman begitu memanjakan kami semua. Kolam renang air hangat tanpa kaporit, bungalow yang “mengapung” pada kolam teratai yang saat itu sedang bermekaran, restoran ala hotel berbintang dengan makan malam dan sarapan berlimpah, dan tempat berendam santai di tiap kamar. Di sana kami bermain beberapa game, termasuk membuat menara manusia untuk merengkuh bendera angkatan yang diikat di atas tanah lapang. Juga Farewell Party pada malam hari dengan beberapa kejutan, salah satunya adalah Ibu Rene yang mendendangkan “Terajana” di depan anak didiknya.








Akar Wangi
Adalah rumah souvenir yang berkonsentrasi pada kerajinan akar wangi yang berbau khas. Beberapa teman tertarik dan antusias membeli cenderamata mungil untuk adik absen mereka atau seseorang spesial.

Dodol Picnic
Kami berkunjung di perusahaan dodol yang (mungkin) paling tersohor di Garut. Lansung saja kami disambut dengan berpiring dodol yang ditaruh pada meja bersusun panjang. Kami hanya menerima penjelasan singkat tanpa berkeliling melihat proses produksi. Yang saya kagetkan adalah, ketika sesi penjelasan berakhir kami diberi semacam muhasabah atau siraman rohani dengan iringan musik Kitaro. Dan lagi, perusahaan dodol ini menjadi sponsor olahraga balap sepeda. Ternyata setelah  dijelaskan, anggota keluarga dari penerus perusahaan ini menggemari olahraga balap sepeda. Kunjungan ditutup dengan belanja oleh-oleh beraneka rupa.

Chocodot
Terlihat di samping gerai Chocodot (Chocolate Dodol Garut) seorang mas-mas yang berseragam sedang mendemonstrasikan cara membuat coklat yang dicampur dengan dodol. Karena saya bosan, saya langsung menuju outlet untuk melihat-lihat produk yang ditawarkan. Kreatifitas mereka begitu tinggi. Mulai dari coklat yang rasanya pedas hingga Coklat Enteng Jodoh. Hahaha, ada-ada saja Si Chocodot ini.

Sebuah perjalanan singkat Foranza Sillnova yang setidaknya bisa memberi sedikit memberi penyegaran pikiran pasca ujian. Semoga saja akan terus terkenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar