Pages

Selasa, 30 April 2013

Gede, Indonesian Rocky Mountain


Merasa perlu bagi kami melepasliarkan segala pening dan penat yang menghantui, dan dengan segala pertimbangan kami bertekad melepasbebaskannya di Puncak Gede, berketinggian 2.958 mdpl bersebelahan dengan awan Kumulus, terpayungi Sirostratus–yang kadangkala membuat rembulan terdispersi sempurna.

Empat belas orang pada pagi benar berangkat menuju pintu gerbang basecamp Mandalawangi, sebuah tempat di Cibodas, empat jam perjalanan dari Kampus Insan Cendekia.

#1 Briefing
Dalam perjalanan ini kami bergabung dengan komunitas REPALA, sebuah komunitas pecinta alam yang telah berumur 41 tahun, yang beranggotakan salah seorang guru kami. Sekitar pukul 10 pagi kami melakukan pemanasan ringan dan menerima pengarahan umum dari bapak-bapak senior.
Basecamp Mandalawangi ini terasa begitu riuh dan bersahabat. Banyak dijumpai warung makan, penjaja souvenir–gantungan kunci, kaktus, kaos–toilet umum, dan kantor TN Gede Pangrango. Mobil-mobil terparkir rapi bersebelahan dengan kolam luas yang di tengahnya terdapat air mancur. Benar-benar terurus. Sekitar pukul 10 lewat 15 menit kami telah siap berjalan menaklukkan 4 pos menuju puncak tertinggi gunung yang katanya menjanjikan panorama indah ini.


#2 Cibereum
Butuh 50 menit berjalan dengan kecepatan sedang untuk mencapai pos satu ini. Jalanan selebar 4 kali lebar orang dewasa dipenuhi bebatuan ukuran sedang. Cukup ramah untuk pendaki amatiran. Ketika sampai, banyak pendaki sedang beristirahat untuk sekadar meneguk air. Sampai di sini medan masih terhitung ringan.
beristirahat di Cibereum

#3 Cipanas
Menuju pos dua, jalan masih didominasi bebatuan yang tersusun rapi namun sedikit ada bebatuan runcing. Setelah berjalan tiga jam, akhirnya kami mendapati tanah yang tak terlalu lapang bertuliskan air panas. Terdengar dari areal ini suara air terjun yang ketika kami cek, berjarak sekitar 15 meter dari pos pemberhentian ini. Di sini kami mengisi ulang energi yang mulai berkurang signifikan karena telah berjalan selama kurang lebih 4 jam. Memakan beberapa snack ringan dan memasak mi instan menjadi pilihan.
sampai di Cipanas

disambangi bule korea
bebanku tak seberat cintamu kepadaku
#4 Kandang Batu
Tidak seburuk yang dibayangkan, belum genap 15 menit pun kami telah mencapai pos Kandang Batu. Meski masih jauh dari puncak, namun telah banyak pendaki yang mendirikan tenda di pos ini. Di fase kali ini, perjalanan mulai dihambat dengan hujan sehingga kami harus mengurangi kecepatan berjalan menuju pos berikutnya, Kandang Badak yang menurut pendaki lain yang kami papasi, lebih ramai dari Kandang Batu ini.
orang-orang mengemasi perbekalan

#5 Kandang Badak
Saya pikir ini lebih mirip perkampungan di tengah hutan. Begitu banyak tenda didirikan, hingga beberapa harus mencari tempat yang agak jauh dari tanah lapang utama Kandang Badak, termasuk kami yang berempat belas. Kami terus saja menanjak ke atas hingga persimpangan menuju Puncak Gede dan Puncak Pangrango. Kami bersembahyang di sana dan harus bertahan dengan kondisi dingin hingga esok dini hari saat melanjutkan perjalanan menuju puncak. Di sini kami beristirahat dalam tenda, menanak nasi dengan peralatan seadanya, menyeduh sereal sebagai penghangat, dan menyantap perbekalan yang masih tersisa.
hiruk pikuk Kandang Badak

sembahyang di tempat seadanya, alas seadanya

#6 Puncak Gede, Sebuah Klimaks
Empat pemberhentian telah tertaklukkan, kini saatnya mencapai inti dari sebuah pendakian. Di perjalanan kami terpisah menjadi tiga kelompok, sehingga kami mencapai puncak dengan tenggat waktu yang berbeda-beda apalagi dengan kondisi gerimis yang membumbui perjalanan di menit-menit awal. Jalanan? masih saja dipenuhi bebatuan yang bervariasi ukuran dan bentuknya. Memang tak berlebihan bila Gede kami juluki Indonesian Rocky Mountain

sunrise

Janji Gunung Gede tertepati, bahwa panorama alamnya sungguh mempesonakan. Puncak Gede bukan berbentuk tanah lapang, namun sebuah jalan panjang berpasir beratus meter panjangnya. Di sisi kiri banyak mengepul asap kawah berwarna putih susu, di sisi kanan terhampar padang Edelweiss yang sayang sekali belum kuncup apalagi mekar, arah barat jauh yang terpasak dengan kokoh membundar Puncak Pangrango, harmoni “perkampungan” Suryakencana yang terlihat dari kejauhan dan tentu saja pemandangan emas mentari saat terbit yang memancarkan warna jingga terang.

Puncak Gede yang memanjang


seorang teman sedang mencari "tempat aman" membuang limbah

komplek Suryakencana

Kami bercanda sambil kedinginan. Memakan beberapa bungkus makanan yang tersisa dengan badan begetaran. Seorang teman yang cukup besar badannya berusaha  melepaskan beban usus besarnya di ketinggian–merupakan sebuah pencapaian prestisius. Terus mencuci mata dengan panorama yang tersaji meski angin bertiup bersama kabut yang sesekali naik. Menyantap coklat batang berbutir kacang mede dan dark chocolate dengan aroma kulit jeruk: Monggo Chocolate asli Yogyakarta. Dan tentu saja agenda wajib, berfoto dengan berbagai lanskap dan gestur.
sebagai penanda

#7 Santai turun puncak
Tidak seperti perjalanan mendaki yang terkesan penuh peluh perjuangan, prosesi menuruni gunung ini kami lakoni dengan berjalan cepat namun perasaan begitu santai. Rasa lelah seolah-olah telah menemui penawarnya, yakni panorama yang sesaat memanjakan kami di puncak tadi. Total perjalanan menuju basecamp sekitar 3,5 jam jika waktu bersenang-senang tidak diikutsertakan.
air terjun mungil

air terjun Cibereum

singgah sejenak di Kandang Badak

suasana turun

Sengaja kami melunasi piutang menyambangi beberapa spot menarik yang kami lewatkan saat perjalanan mendaki. Ada tiga air terjun dan satu sumber air panas yang kami nikmati pada perjalanan pulang ini sambil menguras isi carrier dan ransel yang masih berisi makanan. Sempat pula kami berjumpa dengan environtmentalis (pecinta lingkungan)  di spot Cipanas yang mengajak kami membersihkan lingkungan hutan dari sampah yang berserakan.
bersama Pak Budi, pendamping dari REPALA

mengumpulkan sampah, tanda anak gunung sejati

Dan dengan ini segala pening dan penat telah secara sempurna terlepasliarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar