Penentu predikat. Terlepas dari segala polemik.
Pesta prestasi. Sebuah frase yang cukup asing namun menarik terdengar. Bila kita berpikir ulang, tampaknya memang benar bahwa perhelatan serangkaian ujian yang dijalani sekelompok siswa tahun terakhir merupakan sebuah pesta. Tiga tahun belajar, menjelajahi alam ilmu-Nya yang mahaluas untuk kemudian merayakannya dengan sebuah pembuktian:apakah kita benar-benar telah mempelajarinya?
bukti dukungan civitas pada kami |
15-18 April, adalah pesta puncak kami. Ujian Nasional. Berbagai persiapan pesta telah diperjuangkan, mulai dari kesiapan mengerjakan, teknis, fisik, dan tentunya spiritual. Tidak ketinggalan tentang urusan-urusan mengganjal yang perlu diselesaikan dengan orang lain:memohon maaf atas kesalahan.
bermaafan dengan para junior |
kosong-kosong dengan teman seangkatan |
meminta restu orang tua kedua |
Hari pertama adalah ujian Bahasa Indonesia. Dilanjutkan dengan Fisika dan Bahasa Inggris, Matematika, dan Kimia-Biologi di hari terakhir. Dalam momen krusial ini tingkatan antusias kami berada di level tertinggi. Tak pernah setinggi ini.
Sebelum menjalani ujian, terlebih dahulu kami mendengungkan munajat. Memelas kelancaran dan kemudahan dalam mengerjakan pada Sang Pemilik Segala. Lalu meneriakkan yel sebagai bumbu penyedap suasana. Tentu saja agar semangat kami berkobar serentak.
berdoa dan meneriakkan yel-yel |
mendengar pidato bapak nomor satu |
bersalaman sebelum masuk lokasi pesta |
Usai mengerjakan, kami dengan spontan mengomentari soal yang telah terselesaikan. Atau mengkritik soal yang tidak jelas soal-jawabannya, tak bisa dipertanggungjawabkan.
Demikian ini pesta puncak prestasi kami. Serangkaian momen-momen kritis tanpa toleransi akhirnya telah menjumpai peraduan. Terus ada harapan atas hasil yang menggembirakan dan menyenangkan hati para guru. Semoga 27 Mei 2013 menjadi hari bahagia bagi Foranza Sillnova, para ibu-bapak guru, dan civitas Insan Cendekia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar